Mengikuti harga BBM tanpa subsidi rasanya akhir2 ini akan mencekik para bikers, so untuk mengakali dan mensiasatinya beberapa hal dapat dilakukan. ada yang langsung mengganti Bahan Bakar motornya dengan bahan bakar bersubsidi yang harganya jauh dibawahnya atau malah dengan mengurangi frekuensi dan jarak menggunakan kendaraan.
Tapi sebenarnya ada satu alternatif lain yang bisa dilakukan para pengendara kendaraan bermotor, yaitu dengan mengoplos BBM bersubsidi (premium) dengan BBM yang tidak bersubsisi (pertamax atau pertamax plus). Meskipun belum diketahui apakah dengan mencampur kedua jenis BBM tersebut dalam tangki bensin, senyawa keduanya akan bersatu, namun pantas dicoba juga.
Satu yang sering dijadikan dasar orang dalam mengoplos BBM bersubsidi dan BBM nonsubsidi, yaitu untuk mengoplos BBM dari 1 macam produsen, karena ditakutkan senyawa BBM bersubsidi dengan BBM non subsidi tidak akan sama dalam ramuan komponen kimianya. dan karena BBM bersubsidi yang ada di Indonesia cuma dijual oleh Pertamina dalam bentuk premium, maka mengoplosnya pun dengan produk Pertamina lain yang non-subsidi, yaitu Pertamax atau Pertamax plus. Meskipun sepertinya belum ada riset juga kalo Premium dioplos dengan produk dari SPBU lain misalnya Shell, Petronas ataupun Total, akankah mencampur atau tidak….
Untuk kendaraan dengan kompresi tinggi yang mengharuskannya memakai BBM beroktan 92 (dalam hal ini Pertamax) terdapat satu cara mensiasatinya, yaitu dengan mengoplos premium dengan pertamax plus dengan perbandingan tertentu. Dari perhitungan yang saya buat, berikut hasilnya
Dari itung2an diatas, dapat terlihat jika membeli langsung BBM beroktan 92 (Pertamax), dengan asumsi harga sekarang Rp9.250, maka untuk mendapatkan 7 liter seorang biker perlu membayar sebesar Rp.64,750. Sedangkan dengan mengoplos Pertamax plus dengan Premium diperoleh BBM beroktan 92 seharga Rp51.700 saja. Harga itu diperoleh dengan membeli 3 liter premium dan 4 liter Pertamax plus, atau Rp13500 premium dan Rp38.200 pertamax plus. Ada selisih Rp13.050 rupiah yang bisa dibilang lumayanlah, bisa dapet makan siang satu kali dikantor, hehehe….
Namun, mengisi kendaraan dengan 7liter BBM hanya dapat dilakukan untuk motor2 (mobil tentunya bisa) yang kapasitas tengki bensinnya mencapai 7 liter, dan sepertinya ini baru dipunyai oleh motor2 sport. So, untuk motor2 yang kapasitas tengki bensinnya kecil, saya juga telah buat perbandingannya sbb:
Cara membacanya:
Untuk tanki motor yang maksimalnya mampu menampung 5liter BBM, alternatif pertama dapat dilakukan, yaitu dengan membeli 2 liter premium senilai Rp9.000 dan 2,67 liter pertamax plus senilai Rp.25.467, maka akan diperoleh BBM beroktan 92 sebanyak 4,67 lter. yah, kenyataan di lapangan bisa dibulatkanlah 9 ribu premium dan 25 ribu pertamax plus, gitu saja. so lumayanlah daripada ngisi pertamax semua, hitung aja sendiri berapa duit yang harus dikeluarkan untuk bisa beli 4,67 liter pertamax, tentu bakalan ada selisih bukan?
Untuk yang tengki bensinnya lebih kecil, misalnya cuma mampu menampung 3,8 liter, saya tuliskan 2 alternatif. yaitu dengan 7ribu premium dan 20ribu pertamax plus atau 5 ribu premium dan 14ribu pertmax plus.
Lha terus bagaimana buktiin kalo BBM dalem tengki bakal nyampur?
Gampang bro…
Lebih mudahnya ya diterapkan dulu pada motor berkompresi tinggi, jika hasil campurannya bikin motor jadi brebet bin ndut-ndutan ya berarti ntu BBM gak nyampur, kalo tetep lancar jaya ya bisa diartikan oktannya bener tercapai 92 alias bisa nyampur.
Untuk menghindari mesin motor make pertamax plus lebih dulu, isiin aja premiumnya lebih dulu biar si premium ada di bagian bawah dan tercampur begitu pertamax plus dimasukkan. Atau ada yang mau ngocok-ocok tengki bensinnya? ya monggo kalo mau sih…
Intinya, untuk mendapatkan BBM beroktan 92 diperlukan premium dan pertamax plus dengan perbandingan 3 dibanding 4, bisa disesuaikan dengan harga berapapun.
Itu saja!
NB: kalo jual BBM eceran oplosan dengan perbandingan 3:4 seperti itungan diatas kira2 bakal laku gak ya?, tanya ganang….
0 comments:
Post a Comment