This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Monday, August 25, 2014

Memanfaatkan limbah kolam lele pasca panen untuk budidaya Cacing Sutra

Saat panen lele sangkuriang, biasanya masih tersisa air limbah bekas. Kalau ada yang pernah membiarkan kolam ini selama beberapa hari, biasanya akan bermunculan mahluk kecil seperti cacing berwarna merah. ini dia yang dinamakan dengan cacing sutra. Kalau dibiarkan, cacing sutra akan bermunculan dan terus berkembang, bahkan akhirnya cacing tersebut bisa dipelihara dan dibudidayakan.

Cacing Sutra (Google Search)


Untuk memanfaatkan air kolam pasca panen, ada baiknya kita gunakan sisa air, dan lumpur di kolam lele untuk memelihara cacing sutra ini. Selain untuk pakan anakan lele, juga bisa menjadi tambahan penghasilan.

Jika ingin membudidayakan cacing sutra di bekas kolam lele, berikut cara yang bisa pakai:

Persiapan Kolam Cacing Sutra
Kolam kosong yang tidak dipakai untuk budidaya ikan lele sangkuriang, disiapkan dengan cara Air limbah kolam lele diaduk-aduk dan selanjutnya pindahkan ke kolam budidaya cacing sutera dengan pompa penyedot. jika akan menggunakan kolam lele sebagai kolam sementara budidaya cacing sutra, air tidak perlu dipindahkan.

Pengendapan Air
Air diendapkan selama 3-5 hari, kemudian air bagian atas dibuang atau diturunkan sampai 5-10 cm dari permukaan lumpur. Ratakan lumpur dengan sorok kayu, biarkan selama beberapa hari. Lakukan proses ini 2 sampai 3 kali sampai cukup banyak lumpur halus yang tersedia.

Penebaran Benih Cacing Sutra
Bibit cacing indukan ditebar sebanyak 2-3 liter atau ukuran 10 gelas, kemudian diberi air sampai ketinggian 5-7 cm.

Perawatan Cacing Sutra
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, usahakan air tetap mengalir kecil selama masa pemeliharaan cacing sutra dengan ketinggian air 5-10 cm. Bibit cacing sutra mulai tumbuh halus dan merata di seluruh permukaan lumpur setelah 10 hari. Jika memungkinkan, tambahkan lagi kolam pemeliharaan cacing sutra dengan air buangan panen lele pada kolam budidaya cacing sutra, setelah 2-3 bulan cacing sutra siap dipanen.

Pemanenan Cacing Sutra

Cacing sutra akan tumbuh setelah usia 2 minggu dari penebaran biang cacing sutera. Tapi bila tanpa penebaran biang, cacing sutera akan tumbuh lebih dari 2 bulan. Panen pertama dilakukan setelah umur cacing lebih dari 75 hari. Selanjutnya bisa dipanen tiap 15 hari sekali.

Kolam budidaya cacing sutra yang sudah siap panen bisa diketahui dari lumpur yang sudah kental bila dipegang. Lakukan pemanenan cacing sutera pada waktu pagi atau sore hari dengan terlebih dahulu menaikkan ketinggian air sampai 50-60 cm supaya cacing naik kepermukaan dan memudahkan proses pemanenan.

Masukkan cacing yang masih bercampur lumpur ke dalam baskom dengan pengeruk, selanjutnya masukkan dalam ember atau bak yang berisi air dengan ketinggian lebih kurang 1 cm di atas media lumpur. Tutup ember supaya bagian dalam menjadi gelap, biarkan selama 1-2 jam.

Dengan mudah cacing dapat diambil menggunakan tangan karena cacing bergerombol di atas media lumpur. Masukkan pada bak/media tempat pemberokan selama 10-12 jam, selanjutnya cacing siap diberikan pada benih ikan atau dapat dijual.

Mudah-mudahan dengan cara ini tidak ada yang terbuang dari setiap siklus ternak lele yang kita tekuni. semoga artikel ini memberikan manfaat.
Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini
Salam Patilers

Management Pakan, Aturan pemberian Pakan dan Jenis-jenisnya

Pemberian pakan pada Lele Sangkuriang sangat penting untuk di atur. lele adalah jenis ikan yang rakus, mereka tidak akan berhenti makan walaupun akan menyebabkan perut mereka pecah/radang. lele sangkuriang yang mengalami peradangan akan mati atau kalaupun tidak mati maka lele sangkuriang akan sulit besar atau istilahnya kontet.

Nah berikut management pakan yang bisa di share.

Jenis Pakan lele Sangkuriang

Pakan lele memiliki beberapa jenis. Pemberiannya disusikan dengan kebutuhan lele sangkuriang.
  1. Pakan Apung, Digunakan selama masa Pertumbuhan. Misal: L1 atau LL1K, PL2, dll
  2. Pakan Tenggelam, Digunakan untuk menurunkan kadar lemak lemak, menambah bobot berat tubuh. Baik digunakan menjelang panen. Misal SNL
  3. Pakan Alternatif, Pakan alternatif untuk mensiasati mahalnya pakan pabrikan. Misalnya: Keong Mas, Ikan Rucah, Sosis, Ayam Tiren. Namun Perlu di yang perhatikan adalah pengolahan pakan alternatif uga harus higienis supaya tidak berakibat buruk pada Lele sangkuriang.

Komposisi Pakan pada lele Sangkuriang

Berikut adalah komposisi pakan yang bisa diimplementasikan (untuk 1000 ekor benih)
  1. Pakan Apung (L1 atau LL1K): 3 kg
  2. Pakan Apung (PL2 atau 781-2): 5 kg
  3. Pakan Apung (PL3 atau 781): 22 kg
  4. Pakan Tenggelam (SNL): 70 kg

Total Pakan 100 Kg.

Pakan alternatif digunakan untuk menggantikan Pakan Tenggelam, untuk jumlahnya, silahkan di sesuaikan dengan kebutuhan.

Aturan Pemberian Pakan pada lele Sangkuriang

Pemberian Pakan Apung
  1. Pakan terlebih dahulu “dibibis” caranya:
    - Semprotkan sedikit demi sedikit air ke dalam pakan, tetapi jangan sampai becek.
    - Aduk sampai merata
    - Biarkan 15 s.d. 30 menit sampai pakan terasa kenyal / empuk baru pakan siap ditebar
  2. Tebar pakan secara merata
  3. Tebar  pakan sedikit demi sedikit
  4. Berikan sampai kenyang , akan tetapi jangan ada pakan tersisa (tidak termakan)
  5. Hentikan pemberian pakan jika gerakan ikan sudah melambat

Pakan Tenggelam
  1. Pakan tak perlu dibibis
  2. Tebar di satu titik
  3. Berikan sedikit demi sedikit sampai kenyang,ditandai dengan Gumpalan yang semakin kecil dan gerkan ikan melambat

Waktu Pemberian Pakan

Berikan pakan 4-6 kali sehari
  • Versi 4 kali: 09.00, 13.00, 17.00, 21.00
  • Versi 6 kali: 09.00, 12.00, 15.00, 17.00, 19.00, 21.00

Silahkan dipilih mau yang 4 atau yang 6 kali, namun harus konsisten, maksudnya kalau memilih yang 4 kali terus gunakan empat, begitupun kalau memilih yang 6 kali

CATATAN PENTING PEMBERIAN PAKAN!
  1. Memberikan PAKAN JANGAN SAMPAI TERSISA, dapat menimbulkan RACUN
  2. Jangan “GANGGU” lele sesaat setelah makan. Bisa menimbulkan stres, dan pakan bisa dimuntahkan kembali
  3. JANGAN BERIKAN PAKAN JIKA MAU TURUN HUJAN
  4. JANGAN BERIKAN PAKAN TERLALU PAGI, menimbulkan penyakit RADANG INSANG



Cek juga videonya disini: Video Simulasi Pemberian Pakan

Oke, kalau ada yang kurang jelas silahkan diskusikan di Facebook Group, atau bisa komentar disini.

Standard Operation Procedure (SOP) Budidaya Lele Sangkuriang Organik

Judulnya serem hehe, tapi hal ini saya maksudkan agar ada keseragaman dalam melakukan budidaya lele sangkuriang. Panduan atau SOP ini saya buat berdasarkan hasil pelatihan yang pernah saya ikuti, dengan tema "JURUS SUKSES BETERNAK LELE SANGKURIANG BERBASIS PENGALAMAN", yang diadakan oleh YADI SUPRIATNA *
Tanpa bermaksud menggurui atau show off, namun semoga hal ini bisa bermanfaat bagi siapa saja yang bermaksud memulai budidaya lele sangkuriang, baik yang mencoba ataupun yang serius mengembangkan lele sangkuriang.

Dalam SOP ini saya bagi dalam beberapa sub bahasan agar lebih mudah diikuti dan diimplementasikan sesuai dengan tahapan budidaya. diantaranya adalah:

Pendahuluan

Berisi beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan sebelum memulai budidaya lele sangkuriang.

Silahkan Klik disini:
Pendahuluan - SOP/Panduan Pembesaran Lele Sangkuriang Organik

Persiapan Kolam 

Berisi jenis-jenis kolam dan tata cara mempersiapkannya dari mulai pengisian air sampai pemberian herbal dan pupuk organik supaya air siap digunakan.

Pemilihan Benih

Berisi tata cara memilih bibit lele sangkuriang agar dalam budidaya lele sangkuriang dapat mencapai hasil yang diinginkan.

Silahkan Klik disini:

Pemberian Pakan

Berisi tata cara pemberian pakan dalam teknik budidaya lele sangkuriang secara organik.

Silahkan Klik disini:

Management Air

Berisi tata cara mengelola air, agar air yang ada pada kolam dapat digunakan secara maksimal. sehingga penggunaan air berlebihan dapat dihindarkan.  

Silahkan Klik disini:

Panen

Berisi tata cara yang dilakukan saat memanen lele sangkuriang.

Penutup 

Berisi rujukan/referensi dalam pembuatan panduan atau sop ini.


Keterangan:
* Konsultan Budidaya dan Bisnis Lele Sangkuriang. Beliau bersama-sama nasrudin secara aktif membagi-bagikan ilmu beternak lele sangkuriang yang telah berhasil ini ke peternak-peternak di seluruh pelosok nusantara. Keduanya bercita-cita menjadikan beternak lele sebagai salah satu alat untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia.

Kenali dan Atasi Penyebab Penurunan Kualitas Kolam Pembesaran Lele Sangkuriang

Ada banyak pertanyaan dan pengalaman selama melakukan budidaya Lele Sangkuriang ini. salah satunya adalah pertanyaan yang sering saya jumpai yaitu mengenai kolam. Kolam merupakan salah satu komponen penting yang dapat menentukan sukses tidaknya budidaya yang kita jalani.

Salah satu hal yang sangat mengganggu adalah penurunan kualitas air pada kolam selama budidaya. Padahal jika pelaksanaan sesuai dengan petunjuk, perubahan air tidak akan menurun secara signifikan sehingga menyebabkan pengaruh pada lele itu sendiri.

Berikut beberapa keterangan yang berkaitan dengan perubahan kualitas air pada kolam:

Kenapa kualitas air kolam lele mudah berubah/menurun?

Ada banyak penyebab perubahan ini berikut beberapa diantaranya:
  1. Lele hidup di satu tempat dalam berkembang
  2. Makan dan buang kotoran dikolam
  3. Pakan lele 100% pellet yang kaya akan protein hewani
  4. Penumpukan kotoran lele merupakan sumber amoniak yang jadi racun bagi lele 
  5. Pemberian pakan yang tidak memenuhi standar budidaya

Lalu apa ciri yang menandakan air kolam jelek?

  1. Air menjadi Bau
  2. Nafsu makan lele  turun
  3. Lele Stress
  4. Imunitas lele turun 
  5. Lele Mudah terkena penyakit 
  6. Lele mengalami Perut kembung dan posisi lele menggantung
  7. Lele Bergerombol pada ujung kolam atau pojokkan kolam
  8. Terjadi Penumpukan bangkai lele di dasar kolam

Lalu kecepatan turunnya kualitas air kolam di pengaruhi oleh apa?

  1. Sumber air
  2. Ukuran lele
  3. Kepadatan lele
  4. Pakan
  5. Aplikasi bahan kimia
  6. Cuaca
NB: Pakan dan kepadatan lele adalah faktor yang sangat berpengaruh, jadi harap diperhatikan untuk POIN ini
 

Cara Mengatasi Menurunya Kualitas Air Kolam

  1. Pengurangan/penambahan air kolam
  2. Sedot kotoran/bangkai ikan dalam dasar kolam
  3. Pembatasan kepadatan lele
  4. Penggunaan Bahan-bahan herbal seperti daun pepaya dan garam gosok
  5. Jika diperlukan dapat menguunakan dan Optimalkan penggunaan P.R.O.B.I.O.T.I.K

"Teh Celup Lele", Ramuan ajaib peternak Lele Sangkuriang

Pernah menedengar istilah Teh Celup Lele? well ini kedengarannya aneh, kalau ada yang berfikir Teh Celup Lele adalah sejenis sejenis makanan, itu salah besar. Teh Celup Lele sebenarnya tidak ada kaitannya dengan makanan, namun Teh Celup Lele sangat berkaitan dengan management air. seperti diketahui bersama, bahwa sebelum memulai menabur benih, terlebih dahulu air harus di pupuk sedemikian rupa supaya "Matang". Matang dalam pengertian kondisi air sudah dalam kondisi PH yang cukup, jumlah plankton cukup, intinya kondisi air sudah siap untuk ditanami.


Lalu apa hubungannya antara management air dengan Teh Celup Lele? Teh Celup Lele adalah pupuk kandang yang dimasukan kedalam karung kemudian di ikat bagian atasnya. nah karung yang sudah diisi pupuk ini kemudian di "celupkan" kedalam kolam. dan bagian atas yang diikat di gantungkan ke pinggiran kolam sehingga mirip dengan Teh Celup. berikut contoh teh Teh Celup Lele.


Komposisi yang tepat untuk membuat Teh Celup Lele menurut pengalaman saya adalah 1,5 - 3 kg, per meter persegi. jadi jika membuat kolam dengan ukurang 2x5m, maka diperlukan 15-30kg pupuk kandang. Bisa kotoran ayam atau kotoran kambing/domba. Usahakan jangan menggunakan kotoran sapi. Jika kolam Cukup luas, maka buat jadi beberapa kantong teh celup lele.

Bila diperlukan silahkan tambahkan ramuan Herbal kedalamnya bersamaan pada saat memasukan kohe. cek disini untuk cara membuat herbal: Tips - Cara gampang dan murah membuat Ramuan Herbal untuk Kolam Lele

Keunggulan metode ini untuk mematangkan air adalah kolam tetap bersih, bebas sampah, tanah, lumpur, mempermudah pengelolaan kolam dan masih banyak lagi. Selain itu kondisi air juga lebih jernih jika dibanding dengan memasukan pupuk kandang langsung kedalam kolam. 

Oke mudah-mudahan informasi ini bermanfaat. Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini 

Salam Patilers

Budidaya Lele tanpa melakukan Sortir, bisakah?

Banyak yang bilang ribetnya pelihara lele itu karena kita harus sortir lele, karena kalo gak lelenya gak tumbuh seragam, jadi yang besar akan memangsa yang kecil. Lha terus apakah bisa budidaya lele tanpa sortir? jawabannya bisa. Kuncinya adalah pertumbuhan lele harus seragam. Tentu saja yang harus di fahami adalah bagaimana cara membuat pertumbuhan lele menjadi seragam? nah berikut ada beberapa hal yang bisa di pelajari agar pertumbuhan lele seragam. 

Analisis, Artikel, Kendala/Penyakit, Lele Sangkuriang, Management Air, Penelitian, Tips dan Trik
Gambar dari clariasfarm.blogspot.com
Nah ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membuat pertumbuhan lele seragam (perbedaan tumbuhnya tidak terlalu signifikan). 

Faktor Genetik

Kunci utama untuk menggagalkan acara sortir-menyortir ini ada pada kualitas bibit yang dibeli oleh pembudidaya. Keseragaman bibit lele akan dihasilkan dari sepasang induk "bukan kawin massal atau kumpul lele". Dari sepasang induk saja sudah didapatkan telur-telur yang berbeda (ada yang besar dan ada yang kecil) namun umumnya genetik yang dihasilkan hampir seragam.
Nah, untuk meminimalkan proses penyortiran maka sebaiknya memesan bibit dari pembibit yang bisa diajak kerjasama atau mau memenuhi spesifikasi permintaan pelanggan.

Pemberian Pakan

Ada yang bilang karena kurangnya pakan yang diberikan juga ada benarnya, namun walaupun dengan bibit yang satu induk (genetik yang sama) dengan pakan yang cukup masih juga ditemui ketidak seragaman. Didalam satu kolam tersebut pasti dijumpai ikan lele yang dominan ("kuat") dan ikan lele yang lemah dalam persaingan perebutan pakan, akhirnya bisa dipastikan yang besar tambah besar yang kecil tambah kecil. Hukum Rimba pun berlaku didalam kolam lele, siapa yang kuat dia yang menang, dan tidak terelakkan lagi lele yang kecil akan menjadi korban sifat kanibalisme pada ikan.
Teknik pemberian pakan diperlukan dalam hal ini, dengan cara pemberian pakan sesuai nutrisi sebanyak 80% diberikan diawal dan 20% kemudian diberikan diakhir penebaran pakan. Teknik ini akan memberikan kesempatan bagi ikan yang lemah mendapatkan kualitas pakan yang lebih baik dibandingkan ikan yang dominan.

Pemberian Feed Additive

Sifat genetik yang lemah dan persaingan perebutan pakan di kolam mengakibatkan ketidakseragaman pertumbuhan. Dengan pemberian asupan vitamin khusus, hormon dan enzim dapat mengurangi angka kekerdilan dan menyeragamkan pertumbuhan pada ikan. Saat ini sudah ada beberapa produsen pabrikan yang menyiapkan produk tersebut.

Akibat Penyakit

Pencegahan lebih baik daripada mengobati itu memang betul sekali, namun kadang pembudidaya kurang mengetahui tindakan pencegahan yang tepat dan cepat untuk mengatasi masalah penyakit sehingga ikan pun terserang penyakit. Perlu diketahui, gejala umum yang terjadi pada ikan dapat seharusnya sudah megambil tindakan karena masih dalam "fase inkubasi" perkembangbiakan bakteri/virus/jamur.
Walaupun bisa disembuhkan namun, sudah bisa dipastikan bahwa pertumbuhan ikan yang sembuh dari penyakit akan terlambah. Lakukan tindakan pemulihan kondisi ikan sesegera mungkin.

Standar Pelaksanaan (SOP) Natural Water System - Budidaya Lele

Dalam Postingan lalu, saya pernah memposting tentang  Budidaya Lele Sangkuriang dengan Teknik Red Water System. Nah pada artikel ini sudah secara gamblang dijelaskan tatacara pelaksanaannya, namun jika ada yang merasa kurang lengkap, berikut ada SOP dari GroupKomunitas NWS (natural water system).

CATATAN: Saya hanya menyampaikan (meng-copy) artikel dari group yang bersangkutan, segala hal yang berkaitan dengan artikel ini sepenuhnya milik Komunitas NWS (natural water system). Maksud saya mengampaikan agar teknik ini bisa terarsipkan sehingga mudah untuk di temukan jika ada petani/peternak yang memerlukan panduan tentang bagaimana cara membuat/melakukan Natural Water Sistem.

SOP Pelaksanaan Natural Water System (NWS )

Artikel, NWS, Kolam Lele, Kolam Tanah, Kolam Tembok, Kolam Terpal, Lele Dumbo, Lele Masamo, Management Air, Probiotik, Penelitian, Red Water System

GWS => BWS/Biofloc => RWS 

KONSEP BUDIDAYA: 

Metode kesetimbangan ekosistem perairan

Persiapan Media: Kolam Tanah:

  1. Lumpur dasar kolam dibersihkan.
  2. keringkan selama 3 hari
  3. kasih kapur/dolomit/kaptan dgn dosis 200-250gr/m2
  4. isi air di 100cm.
  5. tambakan dolomit 100gr/m2
  6. tambahkan probiotik 5ml/m3 +30gr dedak + 1 ragi tape/m3
  7. tunggu 5-7hari bibit masuk.

Kolam Beton/Terpal:

  1. isi air 70cm
  2. tambahkan dolomit/kapur/kaptan dosis 100-150 gr/m3
  3. tambahkan probiotik 5ml/m3
  4. tambahkan 30gr dedak+ragi tape 1/m3
  5. tambahkan air yg udah jadi 30cm
  6. tunggu 5-7 hari bibit tebar

APLIKASI DEDAK DI KOLAM DI SARING TERLEBIH DAHULU LALU AMPAS DI BUANG

Red Water System (RWS) Instan

  1. 30gr/m3 dedak halus+1butir ragi tape/m3+5gr/m3 ragi tempe +air secukupnya, tutup rapat selama 3 hari
  2. Isi air 50cm dan + kan bahan di atas 
  3. Masukkan mill/dolomit 100-150gr/m3
  4. Masukkan bakteri lacto 10ml/m3
  5. Molase 50gr/m3
  6. Aerasi jalankan selama 3 hari
  7. Tinggikan air sampai 100cm 
  8. Tunggu 7 hari baru tebar

 Jika Sudah ada Air Merah:

  1. Isi 50cm
  2. Aplikasi semua seperti di atas 
  3. Hidupkan aerasi 24 jam
  4. Hari ke 5 air naikkan di 70cm
  5. Hari ke 7 naikkan ke 100cm
  6. Hari ke 10 siap tebar 
Catatan: Kenapa tidak ada SOP BWS/Biofloc karena BWS merupakan masa transisi sehingga media tidak stabil.

MANAGEMEN PAKAN 

  • Pemberian pakan setelah bibit normal
  • Dosis 5% - 1,5% dari berat total
  • Umur 3 - 15 hari 5% sehari 4x 
  • umur 15- 25 hari 4% sehari 3x
  • umur 25 - 35 hari 3% sehari 3x
  • umur 35 - 45 hari 3% sehari 2x
  • umur 45-60 hari 2,5% sehari 2x
  • umur 60 - panen 1,5% sehari 2x
  • Pakan harus dicampur probiotik [10 menit]
  • Tebar pakan dg merata,
  • Dosis pakan yg diberikan 80% dr jatah.

APLIKASI DEDAK DI KOLAM DI SARING TERLEBIH DAHULU LALU AMPAS DI BUANG

MANAGEMEN AIR 

GWS
  • Tiap 7 hari air diganti 30cm
  • Penambahan air harus diikuti penambahan -. Probiotik 5ml/m2 -. Dolomit/kapur/kaptan.30-50gr/m3 Saat pergantian air ikan di puasakan 24 jam. 
RWS
  • Ganti air jika terpaksa 30cm (air bawah)
  • Aplikasi bakteri lactobacilus 3ml/m3 
  • Aplikasi mill/dolomit 30 -50gr/m3
  • Dijalani 7 hr sekali
  • Saat aplikasi ikan puasa 24 jam
  • Semua aplikasi pagi hari
  • Aplikasi ragi tape 1butir/m3
  • Aplikasi ragi tempe 3gr/m3

PEMAKAIAN PROBIOTIK 

  • Dicampurkan pakan dg dosis 10ml/kg 
  • Ditambahi air/ tetes/gula merah baru dicampur pakan
  • Diamkan sekitar 5-10 menit
  • Tiap pemberian pakan wajib ditambahkan probiotik

Budidaya Lele Sangkuriang dengan Teknik Red Water System

Wah ada informasi menarik dari KLS (Komunitas Lele Sangkuriang), Bahasannya tentang Red Water System. Red Water System menjadi salah satu cara baru dalam kegiatan budidaya ikan lele di Indonesia dengan memanfaatkan bakteri Lactobacillus dan bakteri Sakaromises dalam proses pembesaran benih ikan lele tanpa ganti air kolam hingga panen dengan cara fermentasi Yakult, Ragi Tape dan Molasses (Tetes Tebu / Gula Jawa / GulaMerah).


Jika selama ini para pembudidaya lele sangat khawatir dengan tumpukan kotoran ikan dan sisa pakan yang mengendap di dasar kolamnya dapat mengganggu kesehatan ikan. Namun dalam Red Water System ini kotoran-kotoran ikan itu justru menjadi kebutuhan makanan bagi bakteri Lactobacillus dan bakteri Sakaromises yang akan diserap sebagai pakan utamanya.

Red Water System, Artikel, Kolam Lele, Management Air, Padat Tebar, Panduan, Tips dan Trik



Agar tidak terjadi booming kotoran ikan yang tak terserap semua oleh kedua bakteri itu, maka penting untuk menempatkan Arang dipinggir-pinggir dinding kolam bagian dasar sebanyak 1 Kg/m3 yang berfungsi untuk menyerap sisa kotoran ikan yang tak dimakan oleh bakteri Lactobacillus dan bakteri Sakaromises di dalam air kolam lele.

Kolam Red Water System hanya ideal untuk penebaran benih ikan lele dalam jumlah 300 ekor/m3 (tanpa aerasi) dan 500 ekor/m3 (dengan bantuan aerasi) tanpa perlu ganti air hingga panen. Sistem ini sangat cocok bagi Anda yang terlalu sibuk dengan kegiatan lain ataupun yang malas berurusan dengan sedot-menyedot kotoran ikan lele di dasar kolam.

Proses Pembuatan Red Water System untuk Kolam Lele Sangkuriang

1. Bahan-Bahan :
  1. Air Bersih = 18 liter.
  2. Yakult = 4 botol.
  3. Ragi Tape = 2 butir
  4. Molasses (Tetes Tebu / Gula Jawa / Gula Merah) = 1 liter.
  5. Air Kelapa Murni (dari 1 butir buah kelapa yang sudah tua)
  6. Jerigen 20 liter = 1 unit

2. Cara Mengolah Bahan :
Masukkan air bersih 18 liter ke dalam Jerigen bersih, kemudian tuangkan 4 botol Yakult, 1 liter Molasses, 2 butir Ragi Tape (yg sudah di tumbuk halus) dan Air Kelapa Murni ke dalam Jeringen yang telah berisi air bersih. Kocok jerigen selama 1-2menit agar semua bahan2 terlarut merata.

Simpan jerigen beserta bahan-bahan tersebut selama 6-7 hari agar terjadi proses fermentasi dengan sempurna yang akan di tandai dengan cairan di dalam jerigen berubah warna menjadi coklat dan berbau alkohol.

3. Cara Aplikasi Bahan Pada Kolam Ikan Lele
Kolam yang telah berisi air bersih bebas kandungan logamberat beserta benih ikan lele diberi tetesan Fermentasi Yakult, Molasses, Ragi dan Air Kelapa yang sudah jadi di jerigen setiap hari secara merata ke seluruh permukaan kolam sebanyak :

Setiap 1 m3 (meter kubik) kolam, di teteskan 100 ml bahan fermentasi tersebut atau setara dengan 1/2 gelas Aqua.

Sisa bahan fermentasi tetap di simpan di dalam jerigen untuk digunakan lagi pada hari-hari berikutnya. Dan lakukan penetesan bahan fermentasi itu setiap hari dengan jarak waktu 24 jam hingga sampai saat panen.

Letakkan Arang dipinggir-pinggir dinding kolam bagian dasar sebanyak 1 Kg/m3 yang berfungsi untuk menyerap sisa kotoran ikan yang tak dimakan oleh bakteri Lactobacillus dan bakteri Sakaromises di dalam air kolam lele.

Akibat penetesan bahan fermentasi diatas setiap hari, maka dari hari ke hari air kolam akan berubah perlahan-lahan menjadi berwarna Merah,

Anda jangan panik dengan air menjadi berwarna Merah, karena sesungguhnya air kolam seperti itu dalam keadaan sangat sehat bagi ikan dan minim kotoran ikan karena telah jadi makan bakteri Lactobacillus dan bakteri Sakaromises dan juga diserap oleh Arang yang anda letakkan di dasar kolam.

Disarankan untuk memasang 2 titik selang aerasi udara, tujuan pemberian aerasi ini adalah untuk mengaduk bakteri Lactobacillus dan bakteri Sakaromises yang berada di dasar kolam agar dapat terus berada merata di semua area kolam.

4. Pemberian Pakan Ikan Lele
Pemberian pakan pelet pada ikan lele disarankan untuk dibibis dulu dengan air hangat dan di angin-anginkan sebelum ditebar ke kolam. Pelet yang kurang lembut sering menjadi penyebab perut ikan kembung dan luka pada usus yang akhirnya menimbulkan kematian pada benih.

Kasus perut kembung pada benih lele sering juga terjadi saat peralihan pelet misalnya dari FF 999 menuju ke 781 (-1) dan seterusnya.
----

Kenali Lingkungan Hidup yang Ideal untuk Lele Sangkuriang

Dari sekian banyak postingan, saya sampai lupa untuk mengulas Kondisi lingkungan ideal atau Syarat lingkungan ideal untuk budidaya lele. Berhubung banyak stigma yang terkesan lele dapat hidup dalam kondisi apapun, maka ada baiknya kita melihat/mempelajari kondisi ideal yang harus di capai agar lele dapat hidup dan tumbuh dengan optimal.
kolam ideal, syarat hidup lele, lele sangkuriang
gambar dari KLS
Komponen utama dalam budidaya Lele Sangkuriang adalah Air. Air merupakan media tempat hidup dalam budi daya ikan. Kondisi air harus disesuaikan dengan kebutuhan optimal bagi pertumbuhan ikan yang dipelihara. Keberhasilan budi daya perairan banyak ditentukan oleh keadaan kuantitas dan kualitas air. Kuantitas air merupakan jumlah air yang tersedia yang berasal dari sumber air, seperti sungai, saluran irigasi, dan sumur bor untuk mengairi kolam budidaya. Sementara itu, kualitas air berupa sifat fisika, kimia dan biologi air. Sifat fisika meliputi suhu, kecerahan air, kekeruhan, dan warna air. Sifat kimia air meliputi derajat keasaman (pH), oksigen terlarut (O2), karbo dioksida (CO2), amonia, dan alkalinitas, sedangkan sifat biologi air meliputi plankton, benthos, dan tanaman air. Variabel-variabel dalam kualitas air tersebeut akan mempengaruhi pengelolaan, kelangsungan hidup, dan perkembangabiakan ikan.

Ikan lele tidak terlalu membutuhkan debit air yang besar, seperti ikan mas atau tawes. Hal ini disebabkan lele mempunyai alat pernapasan tambahan (labirin) sehingga dapat mengambil oksigen bebas dari udara. Sumber air untuk usaha pembenihan harus bersih dan jernih. Biasanya air tersebut berasal dari air sumur baik dari sumur bor dengan menggunakan  pompa isap maupun sumur galian biasa. Air yang tidak memenuhi syarat dari segi kualitas air akan berakibat buruk terhadap kelangsungan hidup ikan yang dibudidayakan. Adapun kualitas air yang dianggap baik untuk kehidupan lele dapat dilihat dibawah ini.

Parameter
Kandungan air yang dianjurkan
Suhu25-30 derajat Celcius
PH6,5-8,5
Oksigen terlarut (O2)> 3 mg/l
Amonia totalMaksimum 1 (mg/l total amonia)
KekeruhanMaksimum 50 NTU
Karbon dioksida (CO2)Maksimum 11 (mg/l)
NitritMinimum 0,1 (mg/l)
AlkalinitasMinimum 20 (mg/l CaCO3)
Kesadahan totalMinimum 20 (mg/l CaCO3)

Sumber: Rifianto, 2000

Pertumbuhan ikan lele akan bagus jika dipelihara pada suhu air dan lingkungan yang hangat. Oleh karena itu, ketinggian lokasi budi daya disarankan tidak boleh lebih dari 600 m dpl. Air dengan kandungan oksigen yang rendah sekalipun dapat digunakan dalam budidaya lele karena lele mempunyai alat bantu pernapasan berupa labirin yang memungkinkan lele mengambil oksigen langsung di udara. Selain itu lele tidak memerlukan kualitas air yang jernih atau air mengalir, seperti ikan-ikan lainnya. Pada budidaya lele di kolam air tergenang, lele masih dapat hidup dan berkembang selama air kolam tidak terpolusi oleh unsur polutan seperti amonia. Perubahan suhu yang terlalu ekstrim akan menyebabkan ikan stress yang akhirnya akan menyebabkan kematian ikan.

Benarkah tidak boleh memberi makan lele terlalu pagi?

Judulnya sudah menjelaskan detail pertanyaan yang sering dipertanyakan oleh banyak pembudidaya lele Sakuriang terutama yang mengimplementasikan Teknik Organik. Memang menurut beberapa pelatihan dan petunjuk yang saya dapatkan, pemberian pakan lele tidak boleh terlalu pagi. Hal ini dikarenakan akan mengakibatkan banyak masalah bagi lele itu sendiri.



Ah Masa sih? hehe boleh percaya boleh tidak, tapi mari kita telusuri alasannya mengapa kita tidak boleh memberi makan lele terlalu pagi.

Pertama Kondisi air yang masih dingin, berbeda dengan malam hari, suhu kolam akan berubah dari Panas ke dingin, artinya lele memang harus diberikan asupan makanan supaya ada energy yang bisa digunakan untuk menghadapi suhu dingin ini. Nah pada Pagi hari, Keadaan sebaliknya terjadi, Air akan berubah dari Dingin ke hangat. Nah perubahan ini yang harus di waspadai agar tidak memberi makan lele pada saat-saat seperti ini. 

Kedua, dari uraian diatas, jelas parameter tidak boleh memberi makan lele terlalu pagi adalah adanya perubahan suhu dari dingin ke hangat. Perlu diingat bahwa lele adalah binatang yang sensitif akan adanya perubahan, baik suhu, kondisi air, dsb.

Kalau begitu apakah pemberian pakan pagi minimal harus jam 9 pagi????

Tidak harus, kalau diperhatikan dari uraian diatas, maka pemberian pakan boleh diberikan setelah suhu air hangat, jadi anda boleh memberikan pakan Jam 9, Jam 8, Jam 7 selama suhu pada kolam lele anda sudah hangat. Bisa hanyat karena mendapat sinar matahari atau hangat karena faktor lain (musalnya lokasi budi daya di dalam ruangan dengan suhu yang relatif hangat)

Tapi yang jelas "Do It With Your Own Risk", segala sesuatu yang ideal adalah berdasarkan pengalaman probadi yang kita dapatkan, tentunya dengan arahan atau gude line dari pengalaman orang lain yang telah lebih dulu sukses dalam bidang ini.
Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini
Salam Patilers

Jangan Memberi Makan Lele Sangkuriang menjelang Turun Hujan, benarkah?

Pernahkah anda mendengan nasihat/ungkapan seperti ini? apakah benar begitu? ada yang bilang baik baik saja tuh saka kasih pakan menjelang hujan, lalu apa masalahnya?

Ya, saya termasuh salah seorang yang menghindari pemberian pakan menjelang hujan. bukan karena mitos namun karena alasan ilmiah, dan fakta-fakta simple yang bisa diterima logika. disamping pengalaman mengaplikasikan sendiri.

Berikut alasan-alasan mengapa kita sebaiknya menghindari pemberian pakan pada lele sangkuriang menjelang turun hujan:
  1. Lele adalah binatang yang mudah stres, perubahan kecil saja bisa menyebabkan perubahan yang cukup signifikan pada pola prilaku lele sangkuriang khususnya. Ketika lele stress/atau kekenyangan lele akan cenderung memuntahkan kembali makanan yang telah dimakannya. ini fakta pertama
  2. Kedua, Ketika hujan, titik-titik air hujan yang jatuh akan menimbulkan riak pada pemukaan kolam. Apalagi jika hujan turun tiba-tiba dengan deras, maka lele akan menganggap ini sebagai ganngguan, yang ujung-ujungnya lele jadi sress.
  3. Ketiga, kembali ke fakta pertama, kalau lele stress maka akan memuntahkan makanan yang telah di makannya.
Jika lele memuntahkan makannya, maka pakan yang telah dimuntahkan akan menyebabkan beberapa pengaruh buruk bagi lele itu sendiri, seperti misalnya:
  • Pakan akan berubah menjadi racun, karena pakan yang telah dimuntahkan akan membusuk dan menghasilkan zat-zat yang dapat membunuh lele itu sendiri.
  • Akan mempengaruhi kualitas air pada kolam. misalnya air menjadi bau, kotor, dan lain sebagainya
  • Lele menggantung
  • Banyak lagi masalah lainnya.
Nah terus bagaimana kalau seharian diguyur hujan? apakah lele harus puasa sepanjang hari?

Jawabannya tentu tidak, setelah sekian lama diguyur hujan, tentu lele sangkuriang akan dapat menyesuaikan diri dan tentu saja sudah terbiasa dengan kondisi diguyur hujan. nah intensitas hujan kan tidak selalu deras, anda dapat memilih saat-saat dimaana hujan tidak deras (rintik-rintik) untuk memberi makan lele sangkuriang. Namun pemberian pakan jangan sampai terlalu kenyang supaya tidak dimuntahkan.

Sekali lagi ini adalah pengalaman pribadi, jadi boleh diikuti boleh tidak, silahkan kalau mau diikuti dengan syarat "Do With Your Own Risk" hehe.

Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini
Salam Patilers

Mengenal Green Water System

Guna mengkultur mikro-alga dalam pembuatan Green Water pada skala besar, komponen terpenting yang paling dibutuhkan adalah mikro-alga murni. Ada beberapa spesies mikro-alga yang dimanfaatkan dalam pembuatan Green Water secara umum, diantaranya Scenedesmus sp. dan Botryococcus sp.

Kedua spesies tersebut, memiliki kepekatan warna hijau yang cukup tinggi, tetapi dengan warna hijau yang menarik dan laju pertumbuhan yang tidak terlalu tinggi sehingga 'blooming algae' yang sangat mengganggu bisa dihindari dan dapat diketahui juga waktu dimana alga tersebut harus dipanen dan mati. Dengan kelebihan khusus itu, aplikasi dari teknik Green Water ini kolam akan tetap berwarna hijau cerah.
Membentuk sistem Green Water itu sebenarnya sangat mudah, cukup dengan mengkultur mikro-alga spesies murni yang diinginkan (bisa Scenedesmus sp, Botryococcus sp, ataupun Spirulina sp yang terkenal paling kuat kemampuannya mencerahkan warna ikan).

Dengan menggunakan perbandingan 1/3 bibt mikro-alga murni dan 2/3 media air tawar, serta penambahan pupuk khusus modifikasi TSP ZA dan UREA yang dibuat dalam bentuk konsentrat, dan juga bantuan aerasi dari pompa kolam Venturi, maka mikro-alga yang diinginkan sudah bisa dikultur dengan baik. Prinsip dasar dari pertumbuhan mikro-alga ini adalah dengan memanfaatkan nutrisi pupuk serta kotoran ikan dan sinar matahari yang biasa disebut dengan proses foto sintesis.

Pemakaian mikro-alga ini dapat menghemat penggunaan filter karena kotoran ikan secara menyeluruh akan diserap dan dimanfaatkan alga untuk pertumbuhannya. Pertumbuhan mikro-alga dilakukan secara aseksual dengan pembelahan sel. Dengan bertumbuahnya alga tersebut, maka kadar ammonia (NH3) dan CO2 di dalam air dapat ditekan dan kadar Oksigen akan meningkat melalui proses foto sintesis.

Sangat bagus sekali jika ingin menggunakan alga yang mengandung Beta Karoten tinggi seperti Scenedesmus sp. yang sangat cocok diterapkan untuk kolam-kolam pembesaran burayak/benih ikan. Nutrisi benih ikan akan terpenuhi dan nafsu makannya jadi bertambah.Semakin tinggi kadar Oksigen terlarut di dalam air kolam, maka nafsu makan ikan pun akan bertambah. Dan ini akan bagus untuk pertumbuhan ikan.

Satu-satunya kekurangan dari teknik Green Water ini adalah pada malam hari alga akan melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 sehingga kadar Oksigen dalam air kolam akan berkurang, oleh karena itu dalam teknik Green Water ini kepadatan ikan harus dibatasi, dan pada malam hari kadar oksigen bisa ditingkatkan dengan menggunakan "Venturi Air System" yang berperan melarutkan oksigen dengan air kolam, dengan teknik ini kita akan dapat mewujudkan lingkungan yang sangat kondusif bagi pemeliharaan ikan di kolam.

Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengaplikasikan teknik Green Water pada kolam terpal dan beton agar air cepat menjadi Hijau adalah :
  1. Isi kolam dengan air bersih yang terbebas dari kadar besi (Fe) dan Mangan (Mn) dengan ketinggian air 30-40 cm. Bila menggunakan air dari sumber mata air atau sumur, maka kehadiran spesies mikro-alga perlu dipancing dengan cara pemupukan menggunakan pupuk Urea sebanyak 8 gram/m3 dan Kapur Dolomit sebanyak 200 gram/m3, keduanya ditebar secara merata pada permukaan kolam pada saat pagi hari setelah matahari mulai terbit.
  2. Dibolehkan memberi perlakuan probiotik sebanyak 10 ml/m3 air dan ditebar merata pada permukaan air kolam.
  3. Melakukan pemberian kapur Dolomit dan pupuk Urea selama 3 – 5 hari berturut-turut sampai diperoleh warna air yang hijau cerah.
  4. Jika telah diperoleh warna air yang hijau, maka berarti air kolam sudah siap untuk ditebar benih ikan, tetapi secara berkala masih perlu dilakukannya maintenance (perawatan) pada air kolam, agar warna hijau tetap terus stabil.

Kekurangan dan Kelebihan Kolam Bulat/Bundar dan Kolam Kotak

Dalam budidaya lele, baik sangkuriang maupun jenis lele lain, ada beberapa jenis kolam yang lumrah digunakan. baik kolam terpal, tanah, beton, dan lain sebaginya. nah dari segi bentuk, kolam yang populer adalah kolam bulat/bundar dan kolam persegi. berikut kelemahan dan kelebihan kedua bentuk kolam tersebut.

Fakta dan Data, Kolam Lele, Kolam Bulat, Kolam Persegi
Kolam Bulat/Bundar (Arsip KLS)

Kelebihan kolam Bundar/Bulat

  • Lebih bagus untuk penerapan tebar padat tinggi, karena apabila ditambah aerasi maka difusi oksigen lebih merata. Pada teknik Bioflok yg membutuhkan pengadukan pun bisa lebih merata
  • Apabila dasar kolam dibuat kerucut, kotoran ikan pun akan langsung terpusat di central drain, sehingga manajemen kualitas air pun lebih baik. Atau pada saat sortir ukuran kecil, menguras ikan juga lebih mudah melewati central drain.
  • Tren baru, sehingga penerapannya terkesan "sophisticated"

Kekurangan kolam Bundar/Bulat

  • Untuk luas lahan yg sama, volume air kolam bundar lebih sedikit dibanding kolam kotak.. Contohnya area 3x3 m, apabila tinggi sama2 1 m maka kolam bundar hanya menampung 7 m kubik, lebih sedikit dibanding kolam kotak yg menampung 9 m kubik..
  • Itu baru satu kolam.. kalo aplikasi banyak kolam, kerugian pemanfaatan lahan menjadi lebih besar lagi..Maka untuk tebar padat rendah, lebih menguntungkan kolam kotak
  • Harga per m kolam bundar dari terpal lebih mahal dibanding kolam kotak dari terpal. Contohnya kolam bundar diameter 1 m (volume air 0,7 m kubik, harganya sekitar 150-200 rb.. Jauh lebih mahal dibanding harga terpal kotak untuk volume air yg sama)..
  • Selain harga kolam terpalnya yg lebih mahal, dibutuhkan minimal rangka besi wiremesh 5 mm yg tidak semua daerah ada.. kalaupun ada, tidak semua bisa beli ecer, harus 1 roll yg harganya bisa 3-4 juta)
  • Kolam bundar beton juga lebih mahal dibanding kolam kotak beton untuk volume air efektif yg sama. Apalagi dari bahan fibreglass, jauh lebih mahal lagi
  • Membangun banyak kolam bundar dari terpal tidak bisa dgn cara dempet seperti pada kolam kotak.. Pada kolam bundar beton memang bisa, tapi kebutuhan materialnya sama saja dgn membangun kolam terpisah

Fakta dan Data, Kolam Lele, Kolam Bulat, Kolam Persegi
Kolam Persegi (Arsip KLS)

Kelebihan kolam Kolam Kotak:

  • Harganya lebih murah, baik dari terpal ataupun beton
  • Volume air efektif pun maksimal.. kolam 3x3x1 akan didapat volume air 9 m kubik
  • Membangun banyak kolam kolam bisa dilakukan dgn cara dempet sehingga menghemat satu sisi dinding.. Misalnya membangun kolam kotak beton ukuran 3x3 sebanyak dua buah. Untuk satu kolamnya dibutuhkan keliling 12 m, maka apabila dibuat dua kolam dempet, keliling yg dibutuhkan hanya 21 m.
  • Kolam kotak dari beton pun bisa dibuat sudut melengkung dan dasar membentuk limas sehingga efektifitas manajemen airnya mendekati kolam bundar beton
  • Terpal kolam kotak mudah diperoleh di toko2 bangunan di kota sampai di desa

Kekurangan kolam Kolam Kotak:

  • Untuk aplikasi tebar padat tinggi yg membutuhkan tambahan aerasi dgn difusi oksigen yg merata, harus dibuat aerasi beberapa titik (ini sebetulnya bukan kekurangan yg signifikan)